by Info Muslim
Ketika mengikuti sebuah pengajian pengkaderan akidah, ada sebuah pernyataan dari seorang kiai yang menghenyakkan hati saya, kiai itu berkata: “Kebutuhan mendesak permasalahan yang musykil di dalam tubuh Nahdlatul ‘Ulama adalah Syi’ah, karena benalu Syi’ah itu berada di dalam tubuh NU.” Agak lama saya mengerenyitkan dahi, berpikir, bagaimana mungkin Syi’ah menjadi prioritas? Bukankah ada mafahim al-hadamah (paham-paham desktruktif) lainnya seperti JIL dan Wahabi?
Ketika mengikuti sebuah pengajian pengkaderan akidah, ada sebuah pernyataan dari seorang kiai yang menghenyakkan hati saya, kiai itu berkata: “Kebutuhan mendesak permasalahan yang musykil di dalam tubuh Nahdlatul ‘Ulama adalah Syi’ah, karena benalu Syi’ah itu berada di dalam tubuh NU.” Agak lama saya mengerenyitkan dahi, berpikir, bagaimana mungkin Syi’ah menjadi prioritas? Bukankah ada mafahim al-hadamah (paham-paham desktruktif) lainnya seperti JIL dan Wahabi?
Seakan tahu dengan kegalauan yang ada dibenak, Kiai itu menjelaskan bahwa ibarat penyakit, Syi’ah ini sudah masuk ke bagian organ dalam. Dengan memanfaatkan doktrin mahabbah ahlil bait (baca: cinta kepada keluarga nabi), Syi’ah telah berhasil menggaet simpatik Kiai dan para pengikutnya di beberapa daerah.
Sebagaimana sudah maklum, dalam kultur NU yang kental, para Hababib yang merupakan dzurriyat rasul (cicit rasul) itu memiliki posisi yang istimewa dan mulia. Karena di dalam tradisi pesantren diajarkan untuk mencintai mereka sebagai salah satu wujud kecintaan kepada Rasulullah SAW, datuk ‘alawiyyien. Kecintaan yang sudah tertanam sejak lama itu, sampai-sampai menimbulkan anggapan di kalangan sebagian warga Nahdliyin, bahwa apa-apa yang dibawa oleh habaib itu pasti benar.
Celah ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum habaib yang telah “tercuci otaknya” untuk menyebarkan ajaran Syi’ah. Dengan memanfaatkan doktrin mahabah ahlul bait, mereka melakukan peropaganda ajaran Syi’ah. Kemudian bermunculanlah kasus-kasus konversi (perpindahan agama) dari Ahlussunnah menjadi Syi’ah. Tak pelak lagi, ketika berpindah menjadi Syi’ah, kader-kader NU yang dulunya mencintai sahabat itu, berbalik tajam menjadi pelaknat sahabat dan istri-istri Nabi. Terkhusus terhadap Abu Bakar, Umar, Usman, kebencian mereka seakan tak termaafkan. Hal ini bukanlah pernyataan fiktif atau kebohongan belaka. Sudah banyak kasus terjadi dan penelitian dilakukan oleh orang-orang yang peduli akan hal itu.
Bila ditelusuri lebih lanjut, para abna’ habaib yang Syi’ah itu hampir keseluruhan adalah orang-orang yang tidak mengikuti ajaran agama para orang tuanya atau menyimpangi pedoman hidup yang dibawa oleh para datuknya yang memiliki sanad bersambung kepada habaib di Hadramaut dan berlanjut ke Rasulullah SAW. Tokoh-tokoh habaib penyebar syi’ah di Indonesia itu umumnya adalah lulusan Iran yang telah melalui pengkaderan dulu di seuah pesantren Syi’ah di Bangil-Jawa Timur.
Sebelum ada demo anti syi’ah secara besar-besaran di Bangil beberapa waktu lalu, saya pernah berkunjung ke pesantren tersebut. Di sana saya di temui oleh pengurus yang waktu itu memang mengakui bahwa pesantren itu adalah sebuah pesantren yang mengajarkan ajaran syi’ah itsna ‘asyariah, yang menurut mereka adalah madzhab ahlul bait. Awalnya mereka tidak mengakui hal itu. Mereka hanya mengatakan “kami mengajarkan lima mazhab untuk perbandingan.” Namun setelah terjadi demo yang diikuti ratusan muslimin Bangil dan sekitarnya itu, mereka melakukan aksi tutup mulut, baik kepada wartawan maupun orang asing yang datang kepadanya.
Persoalan Syi’ah ini menjadi masalah yang sangat mengganggu sekali di dalam perkembangan ahlussunnah wal jama’ah. Di sisi lain pendidikan ahlussunnah wal jama’ah sementara ini di pesantren-pesantren hanya dipahami oleh para kadernya sebatas masalah furu’iyah saja, seperti tahlil, qunut dan sebagainya. Tetapi sebaliknya masalah yang lebih penting dari itu menyangkut penyimpangan akidah sedikit diremehkan.
Perlu ditegaskan kembali, bahwa Syi’ah yang berkembang dan menjadi virus bagi habaib di Indonesia adalah Syi’ah Ithna ‘Asyariyah Ja’fariyah yang berkembang di Iran semenjak Revolusi 1979. Menurut kategorisasi ad-Dahlawy dalam “Attuhfah Itsna ‘Asyariyah”, sekte ini termasuk dalam kualifikasi Syi’ah Ghulat. Atau dalam litelatur lainnya disebut sebagai Rafidhah.
Gerakan Syi’aisasi ini berlangsung sejak pasca Revolusi Iran (1979). Waktu itu terjadi euforia di kalangan umat Islam. Karena Iran saat itu merupakan simbol Islam yang dapat mengalahkan kedigdayaan Amerika dan sekutunya. Banyak dari kalangan muda tepengaruh, dan menjadi simpatik dengan Ayatullah Khomeini. Sebelum itu orang tidak mengenal Syi’ah, kecuali sepotong-potong. Kemudian mendiang Ayatullah Khomeini membuat kebijakan dengan mengekspor revolusi Iran ke negara-negara Islam. Ia waktu itu memberi beasiswa secara besar-besaran kepada pemuda Islam di seluruh dunia, untuk belajar di Qum, dengan target dicetak menjadi da’i Syi’ah. Pada awal-awal revolusi banyak negara Islam yang mendukung Iran dalam batas-batas ukhuwah dan persamaan tauhid.
Berkontainer-kontainer buku dan propaganda syi’ah masuk ke negeri-negeri Islam. Selanjutnya, setelah melakukan interaksi secara intensif tahulah negeri-negeri Islam, bahwa Iran memiliki akidah yang berbeda secara prinsipal dan mereka suka merongrong Ahlu Sunnah. Maka batas-batas hubungan pun dipersempit. Tercatat dalam sejarah, sekitar tahun 1984 Brunei mengharamkan Syi’ah, dan penguasa Malaysia menghentikan droping buku-buku Syi’ah, terutama menyangkut khalifah dan sahabat.
Di Indonesia, semenjak keran kebebasan reformasi dibuka, yang akhirnya menjadi kebebasan yang ‘kebabalasan’, Syi’ah semakin berani dan terang-terangan mempropagandakan akidahnya, bukan hanya di tingkat strata muslimin awam menjadi sangat rentan terpengaruh retorika Syi’ah. Bahkan kalangan mahasiswa yang disbut-sebut sebagai ‘kaum intelektual’ pun juga terpengaruh dengan buku-buku syi’ah yang menurut mereka logis, membebaskan dan mencerahkan. Melalui buku-buku, syi’ah mencoba menciptakan keragu-raguan terhadap sendi-sendi keyakinan Ahlu Sunnah. Mereka masuk melalui pemutarbalikan fakta sejarah di dalamnya. Jika ditelaah lebih lanjut, metode yang digunakan persis metodologi penelitian orientalisme: mengembangkan kritik tiada henti sampai kepada bidang-bidang ilmu keislaman yang sudah final.
Misalnya saja, mereka menciptakan keraguan terhadap kitab Shahih Bukhari dengan mengatakan bahwa kitab itu tidak sepenuhnya karena di dalamnya terdapat hadis-hadis musykil semacam nabi kena shir, nabi kencing berdiri dan sebagainya. Mereka juga melakukan kritik-kritik terhadap sahabat, disertai pelaknatan dan pendiskreditan. Pada akhirnya mereka ingin menghancurkan dan menumbangkan sahabat serta riwayat-riwayat hadisnya yang secara otomatis akan meruntuhkan tatanan mazahibul arba’ah diganti dengan mazhab ahlul bait.
Begitulah, alhalim fahim kata pepatah Arab. Telah kita fahami bahwa begitu bahaya aliran syi’ah ini, yang mengatasnamakan ‘mazhab ahlul bait’. Diakui atau tidak, selama ini Ahlu Sunnah begitu santai dan tertidur ketika menghadapi tantangan akidah semacam ini. Last but not least, ahlus sunnah harus bangkit, dengan melakukan penelitian, pengkajian, dan pengkaderan secara sistematis dan terencana untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai Sunni yang baik.@
by Info Muslim
Sejak malam orang berduyun-duyun datang, seperti tak mau ketinggalan. Berbagai kendaraan, seperti bus, mobil, sepeda motor dan bahkan sepeda pancal berseliweran, membuat suasana pondok itu berbeda dari hari-hari biasa. Mereka menuju ke kompleks makam untuk berziarah, ada beberapa rombongan yang beristirahat di masjid dan mushalla. Ada pula yang bersantai di asrama santri. Mereka ini biasanya walisantri dari daerah-daerah. Para tamu-tamu itu adalah mereka yang akan hadir esok harinya pada acara Haul ke-18 Kiai As'ad Syamsul Arifin, pendiri dan pengasuh generasi kedua Pesantren Salafiyah Syafi'iyah itu (27 Mei lalu).
Sejak malam orang berduyun-duyun datang, seperti tak mau ketinggalan. Berbagai kendaraan, seperti bus, mobil, sepeda motor dan bahkan sepeda pancal berseliweran, membuat suasana pondok itu berbeda dari hari-hari biasa. Mereka menuju ke kompleks makam untuk berziarah, ada beberapa rombongan yang beristirahat di masjid dan mushalla. Ada pula yang bersantai di asrama santri. Mereka ini biasanya walisantri dari daerah-daerah. Para tamu-tamu itu adalah mereka yang akan hadir esok harinya pada acara Haul ke-18 Kiai As'ad Syamsul Arifin, pendiri dan pengasuh generasi kedua Pesantren Salafiyah Syafi'iyah itu (27 Mei lalu).
Sukorejo adalah sebuah desa kecil, yang kemudian dikenal sebagai Pondok Sukorejo. Terletak di hampir ujung timur pulau Jawa, sekitar 235 kilometer dari Surabaya, berada di hampir perbatasan Situbondo-Banyuwangi. Kawasan yang sekarang menjadi pesantren, mulanya adalah hutan yang dipenuhi binatang buas. KH Syamsul Arifin (ayah Kiai As'ad)-lah yang membabat hutan itu mula-mula, lalu mendirikan majlis ta'lim yang kemudian disertai dengan pembukaan lahan pertanian sekaligus pondok. Tahun 1950, KH Syamsul Arifn meninggal dan digantikan As'ad muda yang baru pulang dari Mekkah. Ia memang lahir dan sempat dibesarkan di sana.
Kiai As'ad yang pernah nyantri pada para pembesar NU (Nahdlatul Ulama) seperti KH Cholil Bangkalan dan KH Hasyim Asy'ari Tebuireng ini sangat lincah dan cerdik. Ia pernah dipercaya untuk membawa amanat penting oleh KH Cholil Bangkalan (yang gurunya itu) untuk disampaikan kepada KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng (Jombang) dengan dibekali wirid Asma'ul Husna Ya Qohhar…Ya Qohhar…, yang diminta untuk dibaca terus kala itu. Selain wirid, As'ad remaja juga dibekali tasbih, yang sengaja langsung dikalungkan di lehernya. Kedekatannya dengan pendiri dan pemuka NU, bahkan ia sendiri termasuk aktivis NU pada saat pendirian itu menghantar kiai As'ad kemudian jadi rujukan kalangan nahdliyyin.
Ketika terjadi kemelut dalam tubuh NU tahun 1980-an, Kiai As'ad diminta jasanya oleh PBNU ketika itu untuk mencari solusi. KH Idham Chalid, ketua PBNU (saat itu) yang dinilai tidak akomodatif terhadap aspirasi politik NU di tubuh PPP (Partai Persatuan Pembangunan) mengecewakan para kiai. Maka berkat pendekatan Kiai As'ad, Ketua Umum PBNU tersebut mengundurkan diri, yang kemudian dilanjutkan dengan Munas dan Muktamar ke-27 (1983 & 1984) di Situbondo. Sejak itu secara nasional nama Kiai As'ad melambung. Posisinya yang strategis di NU menyebabkan posisi tawar Kiai As'ad dengan pemerintah menjadi kian kuat. Tatkala buku PMP (Pendidikan Moral Pancasila) yang diajarkan di sekolah ada kalimat yang bertentangan dengan agama. Kiai ini langsung memrotes ke Presiden, dan direspons dengan baik oleh Pak Harto.
Komitmennya pada ajaran Ahlus Sunnah wal Jama'ah sangat kuat, karena itu nama pondok yang disingkat PP Sukorejo itu – sebenarnya kepanjangannya Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo.Lembaga pendidikan yang kini diwariskan kepada anak-anaknya adalah sebuah yayasan pendidikan mulai TK sampai Perguruan Tinggi dan Ma'had Aly, selain yang formal, juga ada TPQ, Tahfidzul Qur'an dan majlis ta'lim. Kini ada sekitar 12 ribu santri yang belajar di pondok yang diasuh generasi ketiga: KH Fawaid As'ad. Sementara adiknya, KH Cholil As'ad di kota (Situbondo) membuka pesantren sendiri (PP Walisongo) dengan jumlah santri sekitar 10 ribu.
Kharisma Kiai As'ad memang sudah terlihat sejak masa mudanya. Ia pernah menghimpun para preman dalam satu organisasi yang disebut PELOPOR. Secara mental keagamaan mereka ini dibina oleh beliau, namun potensinya digunakan untuk melawan penjajahan. Sedangkan pasca kemerdekaan -- organisasi ini juga memperkuat majlis ta'lim. Di masa kepartaian, mereka juga mendukung partai NU. Tahun 1971, ketika NU menjadi partai, kiai ini selalu berkampanye. Lihatlah, di alun-alun Situbondo, yang dihadiri puluhan ribu massa; kala itu Kiai As'ad diusung dengan tandu. Ia memang tak bicara banyak, namun kata-katanya menyihir massa konstituennya. Demikian pula ketika kampanye NU di Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo, Jember dan Lumajang (daerah tapal kuda ini) – ia selalu dielu-elukan orang banyak. Juga ketika di Madura dan ke manapun kiai pergi senantiasa diiringi para Sakerah (sekuriti kampung khas Madura) yang biasa berkaos garis-garis merah putih, berbaju serba hitam bersenjatakan clurit. Di lingkup pengawalan Sakerah itulah Kiai berkampanye di depan puluhan ribu, dan bahkan konon di Madura pernah dihadiri ratusan ribu massa NU.
Ahirnya tahun itu (1971) menghantar NU menjadi pemenang Pemilu ketiga, meskipun sempat mendapat tekanan penguasa. Sehingga karena kekuatiran menjadi lebih besar, maka partai Islam difusikan oleh pemerintah tatkala UU menyederhanakan Parpol dan Golkar. Namun obsesi Kiai As'ad, yang sempat disampaikan selama itu adalah: harapan agar NU kelak pada masanya menjadi partai besar di Indonesia di masa kebangkitan ulama kedua.
Walaupun sibuk di partai, sebagai kiai dan pendidik beliau ternyata berhasil mengembangkan pesantren. Dalam keyakinan kiai yang satu ini, bahwa Islam itu kaffah (komprehensif), tidak bisa dipisah-pisahkan dengan permasalahan dunia lainnya. Stigma yang mencitrakan bahwa politik itu kotor, dan kiai tak boleh berpolitik – maka ini adalah isu yang dinilainya menyesatkan. Karena akhirnya ketika termakan isu itu, yang ternyata berkuasa bukan orang yanag mengerti agama atau mereka yang dibimbing kiai. "Walaupun NU secara institusional menyatakan kembali ke Khittah 26 sebagai jam'iyyah, maka nahdlyyin harus aktif ambil bagian dalam politik untuk mengisi parlemen menyalurkan aspirasi umat," ini kata kiai As'ad suatu saat yang disampaikan kepada para jama'ahnya.
Kiai As'ad juga memiliki wawasan kebangsaan yang sangat luas. Karena ia percaya bahwa kemerdekaan ini dicapai dengan cucuran keringat dan darah para ulama syuhada (pahlawan) yang dimotivasi dengan agama. Karena itu keulamaan dan kebangsaan tak bisa dipisahkan seperti air dan ikan. Ia juga percaya umat Islam ini adalah pilar bangsa, yang jika mereka bersatu maka akan menjadi kekuatan bangsa yang dahsyat dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan negara dan bangsa dengan baik. Namun jika terpecah belah, maka niscaya akan menjadi ancaman. Karena itu diperlukan kesadaran umat agar tidak terpengaruh fitnah dan adu domba.
Di luar perbincangan hal-hal yang serius, terutama menyangkut masalah politik dan pemerintahan itu, sehari-hari beliau tak kehilangan rasa humornya. Di sela-sela menerima tamu, yang rata-rata setiap hari mungkin lebih dari 100 sampai 200 orang (terdiri dari walisantri maupun para jama'ahnya) Kiai As'ad menyelipkan anekdot-anekdot segar. Ketika PPP dipimpin Jhony Naro, sementara NU tak lagi jadi partai, beliau dirasakan umat akan jadi Golput (Golongan Putih) alias tidak mencoblos. Untuk menghindari fitnah yang mungkin meluas dan pemutar-balikan fakta tentang sang Kiai yang menganjurkan Golput kepada umatnya, maka Kiai As'ad kala ditanya mau ikut mencoblos atau tidak pada Pemilu mendatang, maka dia pun menjawab: "Kalau saya coblos di rumah saja, bersama isteri saya!". Puluhan tamu yang diterima di rumahnya yang sangat sederhana itu pun tersenyum penuh pengertian karena sembari terhibur. Ketika mau bilang akan bermufaraqah (istilah fiqh tidak berjama'ah lagi) dengan kepemimpinan Gus Dur di PBNU, dia mengatakan: "Kalau imam shalatnya batal, 'kan saya harus mufaraqah. Masa' harus bermakmum?" katanya pasca Muktamar NU ke-28 di Krapyak, Yogyakarta, 1989.
Kiai As'ad memang kiai fenomenal di lingkungan NU. Pernyatan-pernyataannya sulit diduga dan membutuhkan tafsir sosial dan kearifan. Ia sudah wafat 18 tahun silam dalam usia 92 tahun, namun semangat perjuangannya, dalam pendidikan keimanan kiai yang dekat dengan para habaib ini menjadi contoh teladan yang baik bagi para santri dan alumninya. MB#
by Info Muslim
Kardinal Simon berkata, "Persatuan Islam menghimpun cita-cita Ummat Islam dan membantu melicinkan upaya untuk mendominasi Eropa. Maka gerakan kristenisasi adalah satu unsur yang sangat dominan untuk memecah gerakan Persatuan Islam. Untuk itu, kita harus membelokkan orientasi persatuan Ummat Islam dengan gerakan kristenisasi."
Lawrance Brown berkata, "Apabila ummat Islam bersatu dalam sebuah kerajaan Arab, pasti mereka akan menjadi malapetaka yang paling berbahaya di dunia, atau bisa juga akan menjadi dewa penyelamat. Tapi apabila mereka dibiarkan terpecah-belah, pasti mereka tetap tidak bernilai dan tidak berpengaruh."
Mr. Bills berkata, "Agama Islam adalah sebuah benteng penghalang paling kokoh terhadap perjalanan gerakan kristenisasi di Afrika."
Kardinal Simon berkata, "Persatuan Islam menghimpun cita-cita Ummat Islam dan membantu melicinkan upaya untuk mendominasi Eropa. Maka gerakan kristenisasi adalah satu unsur yang sangat dominan untuk memecah gerakan Persatuan Islam. Untuk itu, kita harus membelokkan orientasi persatuan Ummat Islam dengan gerakan kristenisasi."
Lawrance Brown berkata, "Apabila ummat Islam bersatu dalam sebuah kerajaan Arab, pasti mereka akan menjadi malapetaka yang paling berbahaya di dunia, atau bisa juga akan menjadi dewa penyelamat. Tapi apabila mereka dibiarkan terpecah-belah, pasti mereka tetap tidak bernilai dan tidak berpengaruh."
Mr. Bills berkata, "Agama Islam adalah sebuah benteng penghalang paling kokoh terhadap perjalanan gerakan kristenisasi di Afrika."
Penyebaran Islam
Missionaris Nelson berkata, "Pedang Islam satu demi satu telah menaklukkan bangsa-bangsa di Afrika dan Asia." Lutfi Livonian, berkebangsaan Armenia, pengarang buku-buku Islam berkata, "Sejarah Islam adalah sebuah cerita berseri yang mengerikan tentang pertumpahan darah, peperangan dan pembantaian."
Tentang Muhammad
Addison berkata, "Muhammad tidak mampu memahami agama Nashrani karena di dalam khayalnya hanyalah gambaran buram. Gambaran-gambaran ini menjadi pijakan agamanya (Islam) yang disebarkan kepada orang-orang Arab."
Missionaris Nelson beranggapan bahwa Islam itu jiplakan. Apa yang terbaik di dalam ajarannya adalah hasil adopsi dari ajaran Kristen. Sedangkan ajaran-ajaran lainnya merupakan jiplakan utuh atau sebagian dari berhalaisme. Missionaris F.J. Harber berkata, "Muhammad pada hakikatnya adalah penyembah patung sebab persepsinya tentang Allah dalam kenyataannya hanya merupakan karikatur."
Ajaran Islam
Missionaris Henry Jesups berkata, "Islam lebih banyak berpijak pada landasan hadits dari pada Al-Qur'an. Jika hadits-hadits yang palsu itu dibuang, maka Islam tak akan tersisa sedikitpun." Ia juga menyatakan, "Islam itu sangat dangkal. Wanita menurut Islam adalah budak."
Missionaris John Takly berkata, "Kita harus memperlihatkan kepada orang bahwa yang benar di dalam Al-Qur'an bukanlah sesuatu yang baru. Sedangkan yang baru di dalam Islam juga bukan sesuatu yang benar."
Kardinal Samuel Zwemer dalam bukunya "Dunia Islam Dewasa Ini," berkata:
1."Kita harus meyakinkan ummat Islam bahwa orang-orang Kristen bukanlah musuh mereka.
2.Kitab suci (Injil) harus disebarkan dalam bahasa-bahasa ummat Islam sebab Injil adalah asas gerakan Masehi yang paling Penting.
3.Mengkristenkan ummat Islam harus dengan perantaraan seorang utusan dari mereka sendiri dan dari dalam barisan mereka, sebab sebatang pohon itu harus ditebang oleh salah seorang anggotanya.
4.Missionaris Kristen tidak boleh berkecil hati melihat lemahnya hasil missi mereka dalam mengkristenkan ummat Islam, sebab pada dasarnya di dalam kalbu ummat Islam telah tumbuh suatu kecenderungan terhadap ilmu-ilmu Eropa dan pembebasan wanita."
Samuel Zwemer dalam muktamar Kristen di Quds tahun 1935 M juga berkata:
"…tetapi tugas missionaris Kristen di negara-negara Islam yang telah didukung oleh negara-negara Kristen bukanlah berupaya untuk mengkristenkan ummat Islam, sebab hal ini merupakan suatu petunjuk dan penghormatan bagi mereka. Tetapi tugas kalian yang terpenting ialah memurtadkan orang Islam dari agama mereka agar menjadi orang yang sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan Allah. Kemudian tidak mempunyai hubungan dengan moral yang telah menjadi landasan hidup seluruh bangsa."
Kemudian di bagian lain dia mengatakan, "Kalian telah mempersiapkan suatu generasi yang tidak mengenal hubungan dengan Allah dan tidak mau tahu tentang itu. Kalian harus mengeluarkan seorang muslim dari agamanya. Dia tidak usah dimasukkan ke dalam agama Kristen. Kelak akan datang suatu generasi yang mentalnya persis yang dikehendaki penjajah. Generasi tersebut tidak peduli terhadap masalah-masalah besar, tetapi suka bersantai-santai dan malas, dengan demikian apabila ia melakukan sesuatu, hanya karena ingin popularitas. Jika menduduki posisi tinggi, hanya karena popularitas. Ia akan mengerahkan apa saja demi popularitas."
Konferensi-konferensi
Sampai sekarang mereka terus menyelenggarakan konferensi-konferensi, baik nasional, regional maupun internasional.
Konferensi Kairo tahun 1324 H/1906 M. dalam konferensi ini Zwemer menyerukan agar diselenggarakan Kristen Protestan untuk memikirkan tentang penyebaran Injil di kalangan ummat Islam. Konferensi ini dihadiri oleh 62 orang anggota laki-laki dan perempuan. Zwemer sebagai pemimpin konferensi.
Tahun 1328 H/1910 M diadakan konferensi missi Kristen Internasional di Edinburgh Scotland. Hadir 159 organisasi missi Kristen di dunia. Konferensi missi Kristen di Lucknow, India tahun 1339 H/1911 M. dalam konferensi ini Samuel Zwemer juga hadir. Setelah konferensi usai, semua peserta mendapat sebuah vandel kenang-kenangan. Pada satu sisi vandel itu tertulis: "Kenang-kenangan Lucknow tahun 1911." Pada sisi sebelahnya tertulis: "Ya Allah! dunia Islam bersujud kepada-Nya lima kali dalam sehari semalam penuh khusuk. Pandanglah bangsa-bangsa Islam itu dengan penuh kasih. Ilhamilah mereka dengan kedamaian Yesus Kristus."
Pada tahun 1911 M diadakan konferensi di Beirut.
Konferensi missi Kristen Al-Quds :
1.Konferensi tahun 1343 H/1942 M
2.Konferensi tahun 1928 M berperingkat internasional.
3.Konferensi tahun 1935 M dihadiri oleh 1200 delegasi.
4.Konferensi tahun 1380 H/1961 M.
Konferensi Gereja Protestan tahun 1974 di Louzon, Swiss.
Konferensi Colorado 15 Oktober 1978 tergolong konferensi paling berbahaya. Tema konferensi ialah Konferensi Amerika Selatan untuk Mengkristenkan Ummat Islam. Pesertanya sekitar 50 orang mewakili organisasi-organisasi Kristen paling aktif di dunia. Konferensi ini berlangsung secara tertutupselama dua pekan. Dalam konferensi ini berhasil dibuat satu strategi yang dirahasiakan karena dipandang sangat berbahaya. Antara lain diputuskan anggaran biaya sebesar satu miliar dolar AS untuk program kristenisasi. Dana sebesar itu benar-benar terkumpul dan didepositokan di salah satu bank terbesar di Amerika Serikat.
Pada bulan Oktober tahun 1981 M diadakan konferensi internasional untuk kristenisasi di Swedia di bawah pengawasan Dewan Federal Lutherian. Dalam konferensi dibahas hasil konferensi Louzon dan Colorado. Konferensi ini menelorkan sebuah kajian kritis tentang gerakan kristenisasi untuk kawasan negara-negara Pakistan, India dan Bangladesh. Gerakan kristenisasi dititik beratkan kepada negara-negara dunia ketiga.
Konferensi-konferensi lainnya ialah :
1.Konferensi Istambul.
2.Konferensi Halwan di Mesir.
3.Konferensi missionaris Libanon.
4.Konferensi missionaris Baghdad.
5.Konferensi missionaris Konstantinopel di Aljazair (sebelum merdeka).
6.Konferensi Chicago.
7.Konferensi missionaris Madras, India. Konferensi ini diselenggarakan setiap 10 tahun sekali.
8.Konferensi Baltimore Amerika Serikat tahun 1942 M. konferensi ini tergolong sangat berbahaya. Dihadiri oleh Ben Gurion dari Yahudi.
Kristen telah menyusun sistem konferensi baru setelah perang dunia kedua. Konferensi gereja-gereja ini diselenggarakan satu kali setiap 6 atau 7 tahun, berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain.
1.Konferensi tahun 1948 M (Belanda).
2.Konferensi tahun 1954 M (Amerika).
3.Konferensi tahun 1961 M (India).
4.Konferensi tahun 1967 M (Eropa).
5.Konferensi tahun 1975 M (Indonesia). Konferensi ini dihadiri 3000 peserta dari missionaris Kristen .
Pusat dan Lembaga Kristenisasi yang Termasyhur
Lembaga Samuel Zwemer di kawasan California. Lembaga ini berdasarkan rekomendasi dari keputusan-keputusan konferensi Colorado.
International Centre for Studies and Mission di California. Lembaga ini bergerak di bidang penyediaan biaya dan tenaga-tenaga manusia yang aktif untuk mempersiapkan konferensi Colorado. Selain itu juga mempersiapkan segala unsur pendukung untuk mensukseskan konferensi tersebut.
Universitas Amerika di Beirut (dahulu Akademi Injil Simia). Didirikan tahun 1865 M. Universitas Amerika di Kairo, didirikan untuk menyaingi Universitas Al-Azhar.
Akademi Perancis di Lahore.
Persekutuan Missionaris Gereja Inggris. Sebuah organisasi Protestan yang sangat penting. Berdiri sejak hampir dua abad lalu.
Lembaga Missionaris Amerika, terutama Persekutuan Missionaris Amerika. Berdiri sejak tahun 1810 M.
Persekutuan Missionaris Kristen Jerman Timur. Didirikan oleh seorang pendeta Labsious tahun 1895 M. Aktifitasnya secara nyata dimulai sejak tahun 1900 M.
Pada tahun 1809 Inggris mendirikan Persekutuan London untuk penyiaran Kristen di kalangan Yahudi. Aktifitasnya diarahkan agar orang-orang Yahudi yang terpencar-pencar di berbagai belahan bumi masuk ke wilayah palestina.
Keempat, Beberapa Buku Tentang Kristenisasi
Kumpulan kertas kerja konferensi Kairo tahun 1906 M yang berjudul "Sarana Kristenisasi di Kalangan Ummat Islam."
Zwemer menyusun sebuah buku yang merupakan kumpulan dari beberapa laporan tentang missi. Buku tersebut berjudul "Dunia Islam dewasa Ini ." Buku ini membicarakan sarana-sarana praktis untuk bersentuhan dengan bangsa-bangsa non Masehi dalam rangka menarik mereka ke pangkuan Masehi. Di dalamnya ditulis pula penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus diikuti setiap missionaris.
"Sejarah Missionarisme" karya Edwin Bulls seorang missionaris Protestan.
Buku Mr. Fardner yang berisi kajian yang lebih difokuskan kepada masalah-masalah Afrika dan cara penyebaran Kristen di kawasan itu. Diketengahkan pula tantangan-tantangan yang dihadapi dan upaya penyelesaiannya.
Majalah missionaris Kristen Protestan di Biel, Swiss. Majalah ini membahas konferensi Edinburg tahun 1910 M.
Majalah Masehi Timur berbahasa Jerman sejak tahun 1910 M.
Ensiklopedi Islam dan Ikhtisarnya. Buku ini telah diterbitkan dalam berbagai bahasa yang hidup.
Perlu diketahui bahwa majalah "HAI" di Indonesia adalah singkatan dari "Hancurkan Agama Islam." Majalah ini dibuat sangat menarik untuk kalangan anak-anak muda. Kemudian yang tidak kalah tenarnya adalah koran harian yang sudah terkenal dan laris di pasaran terutama di kalangan intelektual dan menengah ke atas, yaitu harian "Kompas" adalah singkatan dari "Komando Pastur."
Kelima, Sarana dan Fasilitas
1. Medis
Melalui pelayanan-pelayanan kesehatan mereka melancarkan kristenisasi. Aktivitas tersebut dijadikan sarana utama kristenisasi.
Paul Harison dalam bukunya "Dokter di Negara-negara Arab" berkata, "Kami siap berada di negara-negara Arab untuk menggiring penduduknya menjadi Kristen."
S.A. Morisson redaktur majalah Muslim Word berkata, "Waktu itu kesempatan sangat terbuka lebar. Para dokter Kristen membawa missinya di tengah-tengah mayoritas ummat Islam di desa-desa seluas negeri Mesir."
Seorang missionaris wanita, Eide Harris mengatakan, "Dokter Kristen harus memanfaatkan kesempatan dalam prakteknya untuk memasukkan missi Kristiani ke telinga dan hati ummat Islam."
Mr. Harber menyatakan perlunya diperbanyak missi kesehatan. Sebab kata dia, para tenaga medis berhadapan langsung dengan massa. Mereka berpengaruh besar terhadap ummat Islam. Pengaruh mereka lebih besar dari pada tenaga missi (zending) lain. (Konferensi Kairo 1906 M).
Di antara dokter missionaris yang terkenal ialah : An Asawodge, Frost, Cornelius Van Dyck, George Post, Charles Kalhoon, Mary Owey dan dr. Thomson.
2. Pendidikan
Segala potensi dan fasilitas mereka dikerahkan untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana kristenisasi yang mereka canangkan. Karena itu mereka mendirikan sekolah, akademi, universitas, sekolah tinggi, panti asuhan, taman kanak-kanak, sekolah-sekolah persiapan masuk SD, SMP, SMU.
Selama 150 tahun mereka telah membagi-bagikan tidak kurang dari 100 juta eksemplar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang telah diterjemahkan ke dalam 1130 bahasa. Juga brosur dan majalah yang harganya mencapai 7 milyar dollar As.
Di bidang pendidikan ini orientalisme dan kristenisasi bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
3. Aktifitas Sosial
1.Menyediakan perumahan-perumahan mahasiswa dan mahasiswi.
2.Mendirikan klub-klub.
3.Membuat hostel, panti jompo, penampungan anak yatim dan gelandangan.
4.Memperhatikan aktivitas-aktivitas hiburan dan menghimpun orang-orang yang menyukai aktivitas semacam ini.
5.Mendirikan perpustakaan-perpustakaan missionaris dan menjadikan pers sebagai alat kristenisasi secara luas.
6.Menyelenggarakan kamping-kamping kepramukaan. Aktivitas ini dijadikan ajang utama kristenisasi.
7.Mengunjungi nara pidana dan orang-orang sakit di rumah sakit. Mereka diberi hadiah dan pelayanan yang baik.
Mrs. Almost Wilson dan Mrs. Hilday dalam konferensi Kairo tahun 1906 M berbicara tentang peranan wanita missionaris dalam melakukan missi Kristen di kalangan wanita-wanita ummat Islam.
4. Keluarga Berencana
Dalam pertemuan Pendeta Shinode tgl 5 Maret 1973 M yang dihadiri para uskup dan orang-orang kaya di Gereja Marqus di Alexandria Mesir, diketengahkan beberapa keputusan konferensi. Antara lain tentang KETIDAK HARUSAN BERKELUARGA BERENCANA DI KALANGAN MASYARAKAT GEREJA, baik berupa pembatasan ataupun pengaturan kelahiran. Malah mereka diberi stimulus untuk memperbanyak keturunan dengan dorongan dan bantuan material dan spiritual. Di antara mereka sangat didorong untuk kawin muda. Pada saat yang sama pembatasan dan kelahiran diwajibkan bagi ummat Islam secara ketat. Sebab mereka tahu bahwa 65 % lebih dari para dokter dan tenaga medis yang bergerak dalam pelayanan kesehatan adalah masyarakat gereja.
5. Fitnah dan Peperangan
Orang-orang Kristen aktif mendorong timbulnya peperangan dan fitnah di kalangan kaum muslimin. Tujuannya adalah untuk melemahkan bangsa-bangsa Islam.
Membangkitkan ketidak stabilan dan keguncangan-keguncangan di masyarakat dengan menyalakan api permusuhan. Caranya antara lain membangunkan jiwa nasionalisme, kedaerahan dan sektarianisme sempit, seperti fir'aunisme di Mesir, finiqisme di Syam, Palestina dan Libanon, Asyurisme di Irak, dan Barbarisme di Afrika Utara.
Dalam konferensi missionaris Lucknow di India tahun 1911 M, Zwemer berkata, "Pembagian-pembagian politik di dunia Islam dewasa ini merupakan suatu bukti nyata bahwa tangan Tuhan telah berperan dalam sejarah untuk membangkitkan agama Masehi yang kini sedang aktif itu." 6. Potensi dan Kemampuan
Di Indonesia orang-orang Kristen menguasai media massa. Mereka memiliki siaran-siaran radio amatir missionaris dan koran-koran nasional seperti telah tersebut di atas. Dalam sensus tahun 1975 M di Indonesia terdaftar 9819 buah gereja milik Kristen Protestan, 3897 orang pastur, 8504 orang missionaris sukarela. Sedangkan Katholik memiliki 7250 buah gereja, 2630 orang pastur dan 5393 orang missionaris sukarela. Mereka telah membuat rencana untuk mengkristenkan Indonesia selambat-lambatnya pada tahun 2000 M. Namun pada kenyataannya mereka mengalami kesulitan. Akan tetapi gerakan-gerakan mereka terus gencar dengan dukungan dana dan materi yang berlimpah. Mereka sangat berkepentingan dengan kekacauan politik dan ekonomi Indonesia dewasa ini karena dengan demikian ummat Islam akan lemah dan terpecah-pecah.
Di Bangladesh terdapat banyak sekali organisasi missi dan zending untuk mengkristenkan ummat Islam di negeri itu.
Kenya dicanangkan menjadi Kristen penuh pada tahun 2000 M.
Gerakan kristenisasi ini juga menyerbu Malaysia, negara-negara Teluk dan Afrika.
Dalam konferensi negara-negara non blok di Kuala Lumpur disebutkan bahwa di Malaysia terdapat sekitar 2500 pemancar radio amatir yang terdiri dari 63 bahasa daerah yang melancarkan serangannya secara lantang dan tajam dalam upaya memusuhi Islam.
Jumlah organisasi missi Kristen yang ada di 38 negara Afrika mencapai 111.000 buah. Sebagian memiliki pesawat terbang untuk mengangkut para dokter, obat-obatan dan para perawat untuk mengobati orang-orang sakit di hutan-hutan dan gunung.
Sekarang ini di dunia terdapat lebih dari 220 ribu missionaris (137.000 Katholik dan 82.000 Protestan). Di Afrika saja terdapat 119.000 missionaris laki-laki dan perempuan. Anggaran mereka sebesar 2 milyar dollar AS tiap tahun.
AKAR PEMIKIRAN DAN SIFAT IDIOLOGINYA
Kristenisasi mulai bergerak setelah orang-orang Kristen mengalami kekalahan selama dua abad (1099 - 1254 M). mereka mengerahkan segala dana dan tenaganya dalam upaya menguasai Bait al-Maqdis, sekaligus merebutnya dari genggaman ummat Islam.
Pendeta Kristen Mibez berkata, "Perang salib yang telah dimulai missionaris-missionaris kita pada abad ke-17 M masih berlangsung sampai hari ini. Pastur-pastur pria dan wanita Perancis masih banyak bertebaran di Timur."
Becker seorang orientalis Jerman berpendapat, "Terdapat sifat permusuhan yang tajam antara Kristen dan Islam. Sebab ketika Islam tersebar pada abad pertengahan, agama ini telah membangun sebuah benteng pertahanan yang kokoh di tengah-tengah upaya penyebaran Kristen. Kemudian Islam tersebar ke berbagai negara yang sebelumnya pernah bertekuk lutut di bawah kekuasaan Kristen."
Kristenisasi pada dasarnya bertujuan untuk memantapkan pengaruh Kristen Barat di negara-negara Islam. Kristenisasi merupakan awal dan landasan kokoh bagi penjajahan. Juga merupakan penyebab langsung lumpuhnya serta melemahnya potensi ummat Islam.
PENYEBARAN DAN KAWASAN PENGARUHNYA
Kristenisasi tersiar secara luas di negara-negara dunia ketiga. Kristenisasi mendapatkan sokongan internasional yang melimpah dari negara-negara Eropa, Amerika, gereja-gereja, lembaga-lembaga, universitas-universitas dan organisasi-organisasi internasional.
Kristenisasi mengerahkan segala daya dan kemampuannya secara intensif di dunia Islam.
Saat ini kristenisasi terfokus di Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Pakistan dan Afrika secara umum.
by Info Muslim
Majalah Maclean, Kanada, menghadapi kasus hukum karena tulisan kebencian kepada Islam. Tapi di Amerika, menghina agama minoritas dilindungi konstitusi. Ini ditiru kaum liberal Indonesia. Mengapa polisi tak obyektif dalam kasus Monas?
Oleh: Amran Nasution
Jumat, 20 Juni 2008
Majalah Maclean, Kanada, menghadapi kasus hukum karena tulisan kebencian kepada Islam. Tapi di Amerika, menghina agama minoritas dilindungi konstitusi. Ini ditiru kaum liberal Indonesia. Mengapa polisi tak obyektif dalam kasus Monas?
Oleh: Amran Nasution
Hidayatullah.com--Para pejabat Amerika selalu mendamprat pejabat China karena dianggap salah urus ekonomi. Mulai sistem subsidi, regulasi investasi asing, sampai pematokan nilai mata uang Yuan. Tapi itu dulu. Kini posisi berubah.
Para pejabat senior China secara terbuka mengecam cara Amerika menangani ekonominya – dengan kapitalisme laissez-faire –dan mereka berani membela sistem ekonominya yang ditandai adanya regulasi. Seperti ditulis sebuah artikel di The New York Times, 17 Juni lalu, para pejabat China menuduh Amerika hipokrit: mengajari mereka tentang ekonomi tapi pertumbuhan ekonomi negerinya sendiri stagnan. Sementara ekonomi China justru tumbuh sangat tinggi.
China mendamprat Amerika dalam skandal kredit perumahan (mortgage) yang menyeret dunia ke dalam krisis. Utusan China di World Trade Organization (WTO) mengecam Amerika karena tak bisa menahan kemerosotan nilai dollar yang memacu kenaikan harga minyak dan pangan dunia. Amerika dituduh bersikap bermusuhan dan diskriminatif karena menghambat perusahaan China membeli saham perusahaan Amerika yang goyah diguncang krisis.
Pendek kata, China berani mengatakan sistem ekonominya terbukti lebih baik dari Amerika Serikat. Karena itu pula mereka tak akan meniru sistem demokrasi Amerika Serikat. Liao Min, salah seorang pejabat perbankan China malah berkata kepada koran The Financial Times, Mei lalu, “Konsensus Barat dalam hubungan pasar dengan Pemerintah, harus dikaji-ulang.’’ Sesuatu yang sebenarnya sudah lama disuarakan para ahli ekonomi Amerika sendiri seperti Profesor Joseph Stiglitz atau Profesor Paul Krugman, para pengeritik kapitalisme atau neo-liberalisme.
Ketika terjadi gempa dahsyat di Provinsi Sichuan, mobilisasi tentara China terbukti sangat cepat ke daerah bencana. Bandingkan dengan loyonya Pemerintah Federal pimpinan Presiden Bush menghadapi serangan Badai Katrina, sehingga korban jatuh bertambah banyak.
Pendek kata Amerika sekarang memang payah. “Di mana saja di dunia, kredibilitas Amerika Serikat dan kredibilitas pasar uangnya sekarang nol (zero),’’ kata Joseph Stiglitz, Profesor Ekonomi dari Columbia University, seperti dikutip The New York Times tadi. Pemenang nobel ekonomi 2001 itu, sejak lama dikenal kritis kepada Amerika Serikat dan sering memuji ekonomi China.
Paul Krugman, Guru Besar Ekonomi Princeton University dan Kolomnis The New York Times, sering menyoroti sistem ekonomi Amerika yang katanya menyebabkan 0,01% orang terkaya bertambah kaya sementara yang lain stagnan atau bertambah miskin. Orang-orang kaya itu, begitu kayanya, sampai mampu ‘’membeli’’ partai politik.
Awal Juni lalu, sebuah sub-komisi di DPR Amerika Serikat melaporkan bahwa anti-Amerikanisme di dunia kini mencapai level tertinggi, terutama di negara Muslim dan Amerika Latin. Laporan itu dibuat berdasarkan sejumlah survei dan pendapat para ahli.
“Kekuatan militer kita tak dianggap jaminan keamanan, melainkan ancaman. Tak dianggap garansi stabilitas dan ketertiban tapi sumber intimidasi, kekerasan, dan penyiksaan,’’ kata Bill Delahunt, Ketua Sub-Komisi Organisasi Internasional, HAM dan Pengawasan, DPR.
Laporan itu menyebutkan bahwa semua terjadi karena Perang Iraq, dukungan Amerika kepada sejumlah rezim represif, sikap bias Amerika dalam konflik Israel-Palestina, serta penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan kepada para tahanan (di Guantanamo dan sejumlah penjara rahasia).
Laporan itu juga menyimpulkan di dunia Islam tumbuh persepsi yang meyakinkan bahwa perang melawan teror telah digunakan Amerika Serikat untuk menghancurkan Islam. Semuanya memperluas dan memperdalam sikap anti-Amerikanisme (lihat artikel Alice Ritchie, AFP, 11 Juni 2008).
Di Timur Tengah wibawa Amerika sudah rontok. Perundingan Israel dengan kelompok Hamas terjadi dengan Mesir sebagai penengah. Sedang pertemuan Suriah dengan Israel berkat difasilitasi Turki. Amerika sudah ditinggalkan.
Meski demikian Pemerintah Indonesia tetap berkiblat ke Amerika. Para ekonom Presiden SBY adalah penganut sistem ekonomi neo-liberal: Budiono, Sri Mulyani, Marie Pangestu, Purnomo Yusgiantoro, dan beberapa yang lain.
Karena itulah harga BBM dinaikkan, sehingga pompa bensin milik kapitalisme global bisa bersaing bebas dan menghancurkan pompa bensin milik pribumi kita (lihat Laissez-Faire Pak SBY, Laissez-Faire, www.hidayatullah.com, 21 dan 22 Mei 2008).
Sekarang ladang minyak kita sebagian besar dikuasai perusahaan asing, terutama dari Amerika Serikat, seperti Exxon-Mobil, Shell-Penzoil, Total-Fina-Elf, BP-Amoco-Arco, dan Chevron-Texaco. Perusahaan itu dikabarkan menguasai lebih 70% ladang minyak dan gas Indonesia.
Presiden SBY menyingkirikan Pertamina, perusahaan milik sendiri, untuk memenangkan Exxon-Mobil, perusahaan Amerika, dalam menguasai proyek minyak dan gas yang amat menguntungkan di Blok Cepu. Wajar SBY menjadi teman dekat Presiden George Bush.
Wajar pula kalau dalam setiap demo anti-kenaikan BBM di mana saja, selalu ada poster menuntut penyitaan atau pengambil-alihan aset negara yang dikuasai asing. Pemerintahan SBY-JK dinilai sangat sukses melayani kepentingan asing di Indonesia, terutama Amerika Serikat.
Amerika Bentuk Densus 88
Selain ekonomi, Indonesia berkiblat ke Amerika dalam politik. Sistem pemilihan langsung yang kita lakukan sekarang meniru Amerika, dan itu biayanya amat-sangat mahal. Namun itu bisa terlaksana karena pemilihan Bupati, Gubernur, dan Presiden, berlangsung dalam sistem keuangan yang tertutup.
Mestinya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merekam telepon para calon Bupati sampai Presiden, beserta Tim Suksesnya, baru ketahuan dari mana sebenarnya dana politik itu berasal. Tapi KPK tak akan ke sana. Percayalah. Akibatnya sistem politik Indonesia terus dihidupi dengan cara-cara korupsi dan melawan hukum (baca Membuka Topeng Negara Gagal, www.hidayatullah.com, 17 dan 23 April 2008).
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta tak segan menyampuri soal Ahmadiyah dan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang bentrok dengan kelompok FPI di Monas, 1 Juni 2008.
Campur tangan Kedubes Amerika merepotkan FPI, soalnya, Kepolisian selama ini mendapat dana bantuan dari Amerika Serikat. Menurut Majalah Far Eastern Economic Review (FEER), 13 November 2003, Pemerintah Amerika mengeluarkan dana 16 juta dollar (sekitar Rp 150 milyar) untuk membentuk dan melatih Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri. Laporan yang sama ditulis Warta Kota, 12 November 2003, dan The Jakarta Post, 6 September 2004.
Menurut berita itu, detasemen khusus anti-teror difasilitasi berbagai peralatan dan persenjataan canggih. Malah guna mobilitas pasukan, detasemen dilengkapi Amerika dengan pesawat angkut khusus C-130.
Belum cukup. Congressional Research Service (CRS), lembaga riset Kongres Amerika Serikat, dalam laporan tahun 2005, menyebutkan secara terperinci dana yang dikeluarkan Pemerintahan Presiden Bush kepada polisi Indonesia dan pasukan anti-terornya.
Dari situ diketahui bahwa setiap tahun POLRI menerima bantuan dari Amerika Serikat, tahun 2004 sebesar US$ 5.778.000, tahun 2005, US$ 5.300.000, dan pada tahun 2006, sebesar US$ 5.300.000 (sekitar Rp 50 milyar).
There is no free-lunch. Tak ada makan siang yang gratis. Karena Kedubes Amerika Serikat memihak Ahmadiyah dan AKKBB, maka tokoh kelompok Front Pembela Islam (FPI) yang ditahan polisi seperti Habib Riziek Shihab, Munarman, dan kawan-kawan, memang mendapat masalah. Mereka tergolong kelompok anti-Amerika. Munarman adalah tokoh yang paling ngotot berkampanye mengusir proyek NAMRU-2 milik Angkatan Laut Amerika, dari Indonesia.
Independensi polisi dari pengaruh Kedubes Amerika Serikat menjadi tanda tanya besar. Misalnya, pengacara Mahendradatta dari Tim Pembela Muslim (TPM) mengherankan prioritas polisi dalam menangani peristiwa Monas. Kalau berdasarkan hukum, mestinya yang menjadi prioritas adalah pria berpistol yang menggunakan kostum AKKBB. ‘’Ancaman hukuman kasus senjata api itu seumur hidup, paling berat,’’ kata Mahendradatta.
Nyatanya walau kasus itu sudah dilaporkan FPI, polisi sampai sekarang belum menangkap pria berpistol. Polisi hanya sibuk menguber orang-orang FPI yang dituduh terlibat penganiayaan dengan ancaman hukuman hanya 5 tahun penjara, jauh lebih ringan dari urusan senjata api. Polisi sibuk mencari-cari pasal pidana agar bisa menangkap dan menahan Habib Riziek Shihab. [berlanjut.../www.hidayatullah.com]
Penulis adalah Direktur Institute for Policy Studies
by Info Muslim

Industri televisi di Indonesia sekarang hanya mementingkan selera pasar dan meraup
keuntungan besar dari situ tanpa mengindahkan aspek mendidik. Disadari atau tidak,
masyarakat kita cenderung dibodohi oleh tontonan di televisi. Yang memprihatinkan, justru acara tersebut diputar di premier time atau pukul 19.00-21.00.
Oleh Eko Prasetyo
Industri televisi di Indonesia sekarang hanya mementingkan selera pasar dan meraup keuntungan besar dari situ tanpa mengindahkan aspek mendidik. Disadari atau tidak,
masyarakat kita cenderung dibodohi oleh tontonan di televisi. Yang memprihatinkan,justru acara tersebut diputar di premier time atau pukul 19.00-21.00.
Di waktu-waktu itulah, acara televisi tersebut sering ditonton oleh anak-anak. Kesedihan atau kesialan dieksploitasi untuk menarik simpati penonton. Kita bisa lihat acara-acara reality show remaja yang sama sekali tidak mendidik. Di situ, dipertontonkan bagaimana sepasang muda-mudi pacaran yang bisa bermesra-mesraan di depan umum. Seolah-olah, pacaran itu sudah umum dan sah-sah saja dilakukan. Legitimasi semacam ini sangat memprihatinkan.
Padahal, gaya hidup pacaran itu bisa menghadirkan perbuatan zina yang dilaknat Allah. Yang lebih memprihatinkan, acara valentine tiap tahun dirayakan tidak hanya oleh anak muda, tapi ada pula orang tua dengan ritual memberi bunga ataupun cokelat kepada pasangan. Masya Allah. Sedemikian rupa budaya Barat yang merusak itu telah diadopsi oleh masyarakat awam kita. Bahkan, acara-acara itu menjadi ladang bisnis yang nyata-nyata secara perlahan bisa menghancurkan akhlak seseorang.
Hampir selalu saya perhatikan, di kampung, rumah tetangga, kantor, warung kopi, di mana-mana, acara idol-idol-an makin semarak dengan peminat penonton yang tidak sedikit. Indonesian Idol, misalnya. Ini sangat membuat saya penasaran. Sehingga, saya mencari tahu dari mana asal mula acara yang diadopsi dari American Idol tersebut. Hasilnya? Saya kaget ternyata kata "idol" itu berasal dari bahasa Ibrani yang artinya adalah berhala.
"Kalau sudah begini, terus piye?" tanya saya di sebuah diskusi pengajian. "Ini jelas
pembodohan, " ujar seorang kawan.
Betapa media sangat berperan dalam membangun stigma kurang mendidik seperti ini. Terutama,acara-acara reality show yang menawarkan menjadi bintang secara instant. Ada satu lagi yangcukup mengusik hati saya. Yakni, acara talent search untuk anak-anak. Gimana tidak? Wong,ada tetangga saya, seorang ibu-ibu, yang saking histerisnya melihat "idola"nya tereleminasi sampai menangis. Astagfirullah.
Di sini, ada suatu fenomena yang tidak baru, tapi muncul lagi dan masih ampuh memengaruhi penonton. Yakni, air mata. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak di antara finalis talent search di Indonesia (mulai zaman AFI) menjual kisah sedih mereka sebagai bagian dari strategi penjualan yang efektif. Seolah-olah, suara atau kualitas mereka tidaklah cukup untuk dijual kepada masyarakat. Sehingga, semakin tragis kisahnya, semakin menarik untuk
dijual. Banyak variasi kisah sedih yang dijual. Mulai keluarga yang miskin sampai harus
menjual becak demi ongkos ke Jakarta, bekas korban kerusuhan, keluarga tidak harmonis,
single-parent, dan lain-lain. Masya Allah.
Hasilnya? Sukses dan tenar sesaat. Ada jebolan talent search yang bisa bertahan menjaga
ketenarannya bukan karena skill yang dimiliki, tapi lebih karena fisikal semata. Ada pula
yang terjerat utang hingga jutaan atau puluhan juta hanya untuk mengirimkan SMS demi
memenangkan voting. Nah, sekarang kalau anak-anak yang mengikuti talent search itu, secara
tidak sadar mereka telah dieksploitasi demi keuntungan program atau media yang
menayangkannya.
Haruskah anak-anak menjadi dewasa sebelum waktunya di saat mereka masih harus menikmati
masa anak-anaknya? Haruskah budaya Barat yang meracuni masyarakat semacam itu hanya kita
biarkan? Karena itu, pendidikan agama begitu penting berperan di sini. Fondasi Islam harus
ditanamkan kepada generasi muda, terutama sejak dini.
Rasulullah bersabda, "Perintahlah anak-anakmu untuk melaksanakan shalat ketika mereka
berusia tujuh tahun. Pukullah mereka jika sampai berusia sepuluh tahun mereka tetap enggan
mengerjakan shalat." (HR Abu dawud dan al-Hakim). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
lewat Ibnu Abbas ra,
Rasulullah juga bersabda, "Taatlah kepada Allah dan takutlah berbuat maksiat kepada Allah
serta suruhlah anak-anak kamu untuk menaati perintah-perintah dan menjauhi
larangan-larangan. Sebab, hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari siksa neraka." Jelas
sudah lewat hadits di atas bahwa pendidikan akhlak dan agama harus dberikan kepada
anak-anak sejak dini. Tujuannya, agar anak-anak kita, generasi Islami mendatang, tidak
mudah terjerumus terhadap hal atau acara yang tidak mendidik. Indonesia, please be
objective and never fall into the same trap again.
Wallahu a'lam bishshowab
Al-Quran Surah Al- Baqarah Ayat 159
" Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami
turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah Kami
menerangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu
dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk."
Dari Abdullah bin 'Amr R. A, Rasulullah S. A. W bersabda:
"Sampaikanlah pesanku walaupun satu ayat..!!!"
by Info Muslim

Ada sebuah keluarga di Lhok Nga - Aceh, yang selalu menanamkan ajaran Islam dalam kesehariannya. Mereka adalah keluarga Umi Salamah dan Abi Usman. Mereka memiliki 4 bidadari yang solehah: Alisa Fatimah, (si kembar) Alisa Zahra & Alisa Aisyah, dan si bungsu Alisa Delisa.
Setiap subuh, Umi Salamah selalu mengajak bidadari-bidadarinya sholat jama'ah. Karena Abi Usman bekerja sebagai pelaut di salah satu kapal tanker perusahaan minyak asing - Arun yang pulangnya 3 bulan sekali. Awalnya Delisa susah sekali dibangunkan untuk
sholat subuh. Tapi lama-lama ia bisa bangun lebih dulu ketimbang Aisyah. Setiap sholat jama'ah, Aisyah mendapat tugas membaca bacaan sholat keras-keras agar Delisa yang ada di sampingnya bisa mengikuti bacaan sholat itu.
From: Aliflamha@yahoogroups.com [mailto:Aliflamha@yahoogroups.com] On Behalf Of Said.Marsul@arunlng.co.id
Hafalan Surat Delisa
Author : Tere-liye
published 2007 by Republika
Review by : Nicegreen on http://www.goodreads.com/book/show/1376220.Hafalan_Shalat_Delisa
Ada sebuah keluarga di Lhok Nga - Aceh, yang selalu menanamkan ajaran Islam dalam kesehariannya. Mereka adalah keluarga Umi Salamah dan Abi Usman. Mereka memiliki 4 bidadari yang solehah: Alisa Fatimah, (si kembar) Alisa Zahra & Alisa Aisyah, dan si bungsu Alisa Delisa.
Setiap subuh, Umi Salamah selalu mengajak bidadari-bidadarinya sholat jama'ah. Karena Abi Usman bekerja sebagai pelaut di salah satu kapal tanker perusahaan minyak asing - Arun yang pulangnya 3 bulan sekali. Awalnya Delisa susah sekali dibangunkan untuk
sholat subuh. Tapi lama-lama ia bisa bangun lebih dulu ketimbang Aisyah. Setiap sholat jama'ah, Aisyah mendapat tugas membaca bacaan sholat keras-keras agar Delisa yang ada di sampingnya bisa mengikuti bacaan sholat itu.
Umi Salamah mempunyai kebiasaan memberikan hadiah sebuah kalung emas kepada anak-anaknya yang bisa menghafal bacaan sholat dengan sempurna. Begitu juga dengan Delisa yang sedang berusaha untuk menghafal bacaan sholat agar sempurna. Agar bisa sholat dengan khusyuk. Delisa berusaha keras agar bisa menghafalnya dengan baik. Selain itu Abi Usman pun berjanji akan membelikan Delisa sepeda jika ia bisa menghafal bacaan sholat dengan sempurna.
Sebelum Delisa hafal bacaan sholat itu, Umi Salamah sudah
membelikan seuntai kalung emas dengan gantungan huruf D untuk Delisa. Delisa senang sekali dengan kalung itu. Semangatnya semakin menggebu-gebu. Tapi entah mengapa, Delisa tak pernah bisa menghafal bacaan sholat dengan sempurna.
26 Desember 2004
Delisa bangun dengan semangat. Sholat subuh dengan semangat. Bacaannya nyaris sempurna, kecuali sujud. Bukannya tertukar tapi tiba-tiba Delisa lupa bacaan sujudnya. Empat kali sujud, empat kali Delisa lupa. Delisa mengabaikan fakta itu. Toh nanti pas di sekolah ia punya waktu banyak untuk mengingatnya. Umi ikut mengantar Delisa. Hari itu sekolah ramai oleh ibu-ibu. Satu persatu anak maju dan tiba giliran Alisa Delisa. Delisa maju, Delisa akan khusuk. Ia ingat dengan cerita Ustad Rahman tentang
bagaimana khusuknya sholat Rasul dan sahabat-sahabatnya.
"Kalo orang yang khusuk pikirannya selalu fokus. Pikirannya
satu." Nah jadi kalian sholat harus khusuk. Andaikata ada suara ribut di sekitar, tetap khusuk.
Delisa pelan menyebut "ta'awudz". Sedikit gemetar membaca
"bismillah". Mengangkat tangannya yang sedikit bergetar meski suara dan hatinya pelan-pelan mulai mantap. "Allahu Akbar".
Seratus tiga puluh kilometer dari Lhok Nga. Persis ketika Delisa usai bertakbiratul ihram, persis ucapan itu hilang dari mulut Delisa. Persis di tengah lautan luas yang beriak tenang. LANTAI LAUT RETAK SEKETIKA. Dasar bumi terban seketika! Merekah panjang ratusan kilometer. Menggentarkan melihatnya. Bumi menggeliat. Tarian kematian mencuat. Mengirimkan pertanda kelam menakutkan.
Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Banda Aceh rebah jimpa. Nias lebur seketika. Lhok Nga menyusul. Tepat ketika di ujung kalimat Delisa, tepat ketika Delisa mengucapkan kata "wa-ma-ma-ti", lantai sekolah bergetar hebat. Genteng sekolah berjatuhan. Papan tulis lepas, berdebam menghajar lantai. Tepat ketika Delisa bisa melewati ujian pertama kebolak-baliknya, Lhok Nga bergetar terbolak-balik.
Gelas tempat meletakkan bunga segar di atas meja bu guru Nur jatuh. Pecah berserakan di lantai, satu beling menggores lengan Delisa. Menembus bajunya. Delisa mengaduh. Umi dan ibu-ibu berteriak di luar. Anak-anak berhamburan berlarian. Berebutan keluar dari daun pintu. Situasi menjadi panik. Kacau balau. "GEMPAR"!
"Innashalati, wanusuki, wa-ma... wa-ma... wa-ma-yah-ya,
wa-ma-ma-ti..."
Delisa gemetar mengulang bacaannya yang tergantung tadi. Ya
Allah, Delisa takut... Delisa gentar sekali. Apalagi lengannya berdarah membasahi baju putihnya. Menyemburat merah. Tapi bukankah kata Ustadz Rahman, sahabat Rasul bahkan tetap tak bergerak saat sholat ketika punggungnya digigit kalajengking?
Delisa ingin untuk pertama kalinya ia sholat, untuk pertama
kalinya ia bisa membaca bacaan sholat dengan sempurna, Delisa ingin seperti sahabat Rasul. Delisa ingin khusuk, ya Allah...
Gelombang itu menyentuh tembok sekolah. Ujung air menghantam tembok sekolah. Tembok itu rekah seketika. Ibu Guru Nur berteriak panik. Umi yang berdiri di depan pintu kelas menunggui Delisa, berteriak keras ... SUBHANALLAH! Delisa sama sekali tidak mempedulikan apa yang terjadi. Delisa ingin khusuk. Tubuh Delisa terpelanting. Gelombang tsunami sempurna sudah membungkusnya. Delisa megap-megap. Gelombang tsunami tanpa mengerti apa yang diinginkan Delisa, membanting tubuhnya keras-keras. Kepalanya siap menghujam tembok sekolah yang masih bersisa. Delisa terus memaksakan diri, membaca takbir setelah "i'tidal..." "Al-la-hu-ak-bar..." Delisa harus terus membacanya! Delisa tidak peduli tembok yang siap menghancurkan kepalanya.
Tepat Delisa mengatakan takbir sebelum sujud itu, tepat sebelum kepalanya menghantam tembok itu, selaksa cahaya melesat dari "Arasy Allah." Tembok itu berguguran sebelum sedikit pun menyentuh kepala mungil Delisa yang terbungkus kerudung biru. Air keruh mulai masuk, menyergap Kerongkongannya. Delisa terbatuk. Badannya terus terseret. Tubuh Delisa terlempar kesana kemari. Kaki kanannya menghantam pagar besi sekolah. Meremukkan tulang belulang betis kanannya. Delisa sudah tak bisa menjerit lagi. Ia
sudah sempurna pingsan. Mulutnya minum berliter air keruh.
Tangannya juga terantuk batang kelapa yang terseret bersamanya. Sikunya patah. Mukanya penuh baret luka dimana-mana. Dua giginya patah. Darah menyembur dari mulutnya.
Saat tubuh mereka berdua mulai perlahan tenggelam, Ibu Guru Nur melepas kerudung robeknya. Mengikat tubuh Delisa yang pingsan di atas papan sekencang yang ia bisa dengan kerudung itu. Lantas sambil
menghela nafas penuh arti, melepaskan papan itu dari
tangannya pelan-pelan, sebilah papan dengan Delisa yang terikat kencang diatasnya.
"Kau harus menyelesaikan hafalan itu, sayang...!" Ibu Guru Nur berbisik sendu. Menatap sejuta makna. Matanya meredup. Tenaganya sudah habis. Ibu Guru Nur bersiap menjemput syahid.
Minggu, 2 Januari 2005
Dua minggu tubuh Delisa yang penuh luka terdampar tak berdaya. Tubuhnya tersangkut di semak belukar. Di sebelahnya terbujur mayat Tiur yang pucat tak berdarah. Smith, seorang prajurit marinir AS berhasil menemukan Delisa yang tergantung di semak belukar, tubuhnya dipenuhi bunga-bunga putih. Tubuhnya bercahaya, berkemilau, menakjubkan! Delisa segera dibawa ke Kapal Induk John
F Kennedy. Delisa dioperasi, kaki kanannya diamputasi. Siku
tangan kanannya di gips. Luka-luka kecil di kepalanya dijahit. Muka lebamnya dibalsem tebal-tebal. Lebih dari seratus baret di sekujur tubuhnya.
Aisyah dan Zahra, mayatnya ditemukan sedang berpelukan. Mayat Fatimah juga sudah ditemukan. Hanya Umi Salamah yang mayatnya belum ditemukan. Abi Usman hanya memiliki seorang bidadari yang masih belum sadar dari pingsan. Prajurit Smith memutuskan untuk menjadi mu'alaf setelah melihat kejadian yang menakjubkan pada Delisa. Ia mengganti namanya menjadi Salam.
Tiga minggu setelah Delisa dirawat di Kapal induk, akhirnya ia diijinkan pulang. Delisa dan Abi Usman kembali ke Lhok Nga. Mereka tinggal bersama para korban lainnya di tenda-tenda pengungsian. Hari-hari diliputi duka. Tapi duka itu tak mungkin didiamkan berkepanjangan. Abi Usman dan Delisa kembali ke rumahnya yang dibangun kembali dengan sangat sederhana.
Delisa kembali bermain bola, Delisa kembali mengaji, Delisa dan anak-anak korban tsunami lainnya, kembali sekolah dengan peralatan seadanya. Delisa kembali mencoba menghafal bacaan sholat dengan sempurna. Ia sama sekali sulit menghafalnya. "Orang-orang yang kesulitan melakukan kebaikan itu, mungkin karena hatinya Delisa. Hatinya tidak ikhlas! Hatinya jauh dari ketulusan." Begitu kata Ubai salah seorang relawan yang akrab dengan Delisa.
21 Mei 2005
Ubai mengajak Delisa dan murid-muridnya yang lain ke sebuah
bukit. Hari itu Delisa sholat dengan bacaan sholat yang sempurna. Tidak terbolak-balik. Delisa bahkan membaca doa dengan sempurna. Usai sholat, Delisa terisak. Ia bahagia sekali. Untuk pertama kalinya ia menyelesaikan sholat dengan baik. Sholat yang indah. Mereka belajar menggurat kaligrafi di atas pasir yang dibawanya dengan ember plastik. Sebelum pergi meninggalkan bukit itu, Delisa meminta ijin mencuci tangan di sungai dekat dari situ.
Ketika ujung jemarinya menyentuh sejuknya air sungai. Seekor burung belibis terbang di atas kepalanya. Memercikkan air di mukanya. Delisa terperanjat. Mengangkat kepalanya. Menatap burung tersebut yang terbang menjauh. Ketika itulah Delisa menatap sesuatu di seberang sungai.
Kemilau kuning. Indah menakjubkan, memantulkan cahaya matahari senja. Sesuatu itu terjuntai di sebuah semak belukar indah yang sedang berbuah. Delisa gentar sekali. Ya Allah! Seuntai kalung yang indah tersangkut. Ada huruf D disana. Delisa serasa mengenalinya. D untuk Delisa. Diatas semak belukar yang merah buahnya. Kalung itu tersangkut di
tangan. Tangan yang sudah menjadi kerangka. Sempurna kerangka manusia. Putih. Utuh. Bersandarkan semak belukar itu.
UMMI...............
by Info Muslim


Ada banyak permintaan yang kita panjatkan kepada Allah swt dalam do’a kita sehari-hari, salah satunya adalah memohon agar dianugerahi kehidupan yang baik, di dunia maupun di akhirat. Kehidupan yang baik diistilahkan oleh Al-Qur’an dengan hayatan thayyibah sebagaimana firman Allah swt:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS An Nahl [16]:97).
From: EKO SUPRIYANTO [mailto:eko_supriyanto@bca.co.id]
Ada banyak permintaan yang kita panjatkan kepada Allah swt dalam do’a kita sehari-hari, salah satunya adalah memohon agar dianugerahi kehidupan yang baik, di dunia maupun di akhirat. Kehidupan yang baik diistilahkan oleh Al-Qur’an dengan hayatan thayyibah sebagaimana firman Allah swt:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS An Nahl [16]:97).
Dari ayat di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa permintaan kita dalam doa meminta kehidupan yang baik akan dikabulkan oleh Allah swt bila kita baik laki-laki maupun perempuan beriman kepada Allah swt dan membuktikan keimanan itu dalam bentuk beramal shaleh, bahkan balasan yang diberikan Allah swt jauh lebih besar dari amal yang kita lakukan. Muhammad Quraish Shihab dalam tafsirnya Al Mishbah menjelaskan bahwa hayatan thayyibah bukan berarti kehidupan mewah yang luput dari ujian, tetapi ia adalah kehidupan yang diliputi oleh rasa lega, kerelaan serta kesabaran dalam menerima cobaan dan rasa syukur atas nikmat Allah (Vol 7 hal 344).
Yang menjadi persoalan kita kemudian adalah apa saja kriteria yang harus kita penuhi agar kehidupan kita termasuk hayatan thayyibah. Berdasarkan pendapat para mufassir mulai dari Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas sampai Sayyid Quth, Wahbab Zuhaili dan Quraish Shihab, paling tidak ada kriteria tujuh kritreria kehidupan seseorang sebagai hayatan thayyibah.
1. Rizki Yang Halal dan Cukup.- Setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi
2. Qonaah - Rizki yang kita peroleh tidak selalu jumlahnya seperti yang kita inginkan
3. Kebahagiaan.
4. Taat Kepada Allah.
5. Ketenangan.
6. Ridha
7. Syukur
8. Sabar